Langsung ke konten utama

Postingan

Paket Buku Ainun Jariah

Diskon buku Ainun Jariah Hai sahabat Jariah, sudah lihat buku terbaru saya? Alhamdulillah bulan ini buku Perempuan dan Perasaannya telah selesai cetak. Bertepatan dengan bulan ultah saya yang ke 24, yakni Maret. Selain buku Perempuan dan Perasaannya , tiga buku terdahulu Jariah ikut dicetak ulang juga loh. Buku yang mana saja? Kumpulan cerpen Kisah Kita Terbata s, Kumpulan puisi Aku Perempuan , Novel Rindu di Tepi Senja. Kabar baiknya lagi, kami dari pihak penulis dan penerbit akan memberikan diskon 15% bagi teman-teman yang memesan ke-empat buku Jariah. Berminat? Pesan segera dengan cara klik tautan di sini.

Mendidik Anak Sejak dalam Rumah oleh Ainun Jariah

Tribun Timur, 2/3/2019 PERNAHKAH Anda mendapati orang tua yang marah kepada anaknya? Apa yang mereka katakan? Bagaimana dengan kalimat orang tua yang menghakimi anaknya dengan sebutan “anak nakal” atau “anak bodoh”. Di antara kita pasti pernah mendengar atau bahkan kita sendiri yang menjadi pelakunya.  Ketika kita mendapati anak berbuat salah, terkadang orang tua langsung menyebutnya sebagai anak nakal. Di sekolah maupun di rumah, kata-kata yang tak pantas didengar oleh anak terlempar dengan mudah. Tanpa pernah berpikir panjang sebenarnya siapa yang telah memberikan didikan tidak baik pada mereka.  Sangat mengherankan, ketika orang tua mendapati anaknya keliru dalam melakukan suatu hal, namun orang tua enggan memperbaiki. Alih-alih mau mencari penyebab masalah, mereka serta merta menyalahkan sang anak.  Contoh sederhana mari kita ambi daril kasus yang paling banyak terjadi. Misalnya merokok. Orang tua biasa marah ketika mendapati anaknya merokok, namu...

Tentang Kesedihan Abadi

ada luka yang begitu rimbun di matanya sesak yang jungkir balik menghantam dadanya sudah bertahun-tahun ia pergi sudah berkali-kali ia berpindah berharap luka itu akan sembuh namun, tiap kali musim penghujan datang luka itu kembali basah  akan abadikah lukanya?  sebisa mungkin ia berdamai dengan hatinya memaafkan dan mengikhlaskannya tapi, tak ada yang berubah katanya, ia bisa memaafkan  namun luka tidak bisa terlupakan 08 Januari 2018 Jariah's                        sumber gambar: Blog teraktual

Menyelamatkan Diri di Media Sosial oleh: Ainun Jariah

   Di abad 21 ini, siapa sih yang tidak punya akun media sosial? Bukan hanya kaum milenial saja, bahkan orangtua hingga anak-anak pun terkadang telah berlebihan menggunakannya. Menurut Chris Garrett media sosial merupakan alat, jasa, dan  komunikasi  yang memfasilitasi hubungan antara orang dengan satu sama lain dan memiliki kepentingan atau kepentingan yang sama.    Media sosial bisa diumpamakan sebagai dua belah mata pisau yang pada akhirnya bisa membunuh. Anda barangkali pernah menonton Searching (2018) sebuah film yang menceritakan tentang seorang ayah (diperankan oleh Jhon Cho sebagai David Kim) yang menemukan kenyataan bahwa putrinya (diperankan oleh Michelle La sebagai Margot Kim) menghilang dari keberadaan. Bahkan di era modern dengan teknologi canggih, David harus menemukan jejak digital putrinya hingga akhirnya ia mengetahui bahwa putrinya sedang tidak baik-baik saja, seperti yang selama ini ia duga. Media sosial bisa sangat bermanfaat ...

Perjalanan Karya Ainun Jariah (Jariah's)

Senandung Rindu merupakan buku pertama yang kami rampungkan di tahun 2015, buku ini adalah kumpulan puisi yang ditulis oleh saya dan @kampuspuisi. Saat itu kami baru saja merambah ke dunia kepenulisan dan perbukuan dengan mengikuti berbagai event yang diadakan oleh penerbit-penerbit indie. Lalu tahun 2016, naskah yang sudah lama tersimpan dan bersemayam di leptop mulai saya edit dan rampungkan. Dan akhirnya terbitlah ia dengan judul novel Rindu di Tepi Senja. Novel ini telah mengalami revisi beberapa kali selama dua tahun ini dan akhirnya pindah penerbit pada tahun 2018. Buku Aku Perempuan dan kumcer Kisah Kita Terbatas merupkan kumpulan puisi dan cerpen yang telah diterbitkan oleh beberapa media cetak di Sulsel yang kemudian kami susun menjadi sebuah buku di tahun 2017 lalu. Terakhir 2018, di tahun ini telah rampung sebuah naskah puisi dan prosa yang berjudul Perempuan dan Perasaannya. Buku ini sebenarnya akan diterbitkan pas di hari pernikahan saya di bulan April lalu, namun kar...

Pertanyaan Simpel untuk yang Kebelet Nikah

Di tahun 2018 ini, Allah menganugrahiku rezki dan amanah. Sebuah buku yang mampu mengubah 90% kehidupan kita. Bukan lagi buku puisi couple yang berisi syair-syair romantis. Tapi buku yang bisa kalian dapatkan di kantor KUA. Aku tahu buku ini adalah buku impian semua perempuan, tapi sebelum memiliki buku ini saya ingin memaparkan sedikit pertanyaan sederhana terkait kehidupan pernikahan. Pertanyaan yang bisa membantumu untuk berpikir jauh. Jauh sebelum kemauan untuk kebelet nikah tanpa pikir panjang dan mental yang matang. *Dik, Sudahkah kau mampu untuk bersabar? Bersabar menerima keadaan calon suamimu? Bersabar menerima keluarganya, bersabar hidup dalam kesederhanaan? bersabar dalam berjuang? Misal, Bersabar melihat rumah yang berantakan? *Sudahka kau mampu bangun pagi-pagi sekali?  Memasak, menyiapkan sarapan untuk calon suamimu? Tidak sampai disitu, kau harus mencuci piringnya, lalu membersihkan rumahmu, menyapu rumah, merapikan tempat tidurmu?  Lalu, bagaimana jika k...

Bagaimana Kamu Merayakan Tahun Baru?

DUA HARI lagi kita akan memasuki tahun baru, apakah kamu termasuk orang yang merayakannya? Bagaimana kamu merayakan pergantian tahun? Apa dengan menyalakan berbagai macam petasan? Atau sekadar mengajak do’i hiburan semisal pergi ke pinggir pantai? Simpelnya begini. Menurutmu pentingkah tahun baru dirayakan dengan foya-foya?  Aku adalah orang yang sangat acuh tak acuh pada perayaan yang menguras isi dompet dengan hal-hal yang mungkin kurang bermanfaat, setidaknya ini dari kacamataku.  Meskipun sudah menjadi hal yang lumrah di negeri kita saat pergantian tahun, petasan menjadi penghias langit, suara elekton atau musik menggantikan bunyi jangkrik di saat larut. Atau bunyi gas dan knalpot motor yang saling beradu. Apakah semua itu bermanfaat? Bagaimana jika suara petasan itu kita gantikan dengan lantunan ayat-ayat Allah? Atau doa-doa malam kita yang diantar oleh malaikat menjadi penghias langit? Atau bunyi gas dan knalpot motor yang besar itu kau hen...

Buku Perempuan dan Perasaannya

Apa kabar Puan?  Bagaimana kabar hatimu? Semoga baik-baik saja. Oh iya, kali ini izinkan saya mempersembahkan sebuah buku yang banyak bercerita tentangmu. Buku yang banyak mengupas habis tentang perasaanmu. Buku ini merupakan kumpulan-kumpulan puisi dan prosa tentang apa dan bagaimana kamu. Kamu yang ingin dimengerti, kamu yang mengharapkan lelakimu peka. Namun, tahukah kamu hai Puan? lelaki sangat berbeda dengan kita. Kita didominasi oleh perasaan. Berbanding terbalik dengannya. Dia adalah mahluk logika. Tapi bukan berarti dia tidak punya rasa. Terkadang dia pun ingin mengerti dan memahami kita. Namun, bagi mereka mungkin itu sulit. Mengapa? karena Mood dan perasaan kita yang gampang berubah.         Semoga buku ini dapat menjadi referensi bagi ia yang ingin lebih memahamimu dan ingin banyak tahu tentangmu. Oh iya, buku ini akan ready diakhir Januari tahun depan yah. selamat menunggu. Terimakasih.  Menuliskanmu Aku tidak bisa...

Holiday Akhir Tahun di Malino

😍🌷🌷🌲 Warning!!! Hanya jangan pernah membayangkan jika pernikahan selalu mulus tanpa perdebatan. Seperti kata pak @rangga_alma kepada mbak @hanumrais :  lebih baik aku berdebat sengit denganmu daripada harus mencintai wanita selain kamu. Dalam pernikahan akan selalu ada perdebatan-perdebatan kecil bahkan besar. Tapi bukan berarti harus mengurangi rasa cinta pun keromantisan hubungan. Sebab, dari perdebatan kita bisa saling mengerti antara satu sama lain. Baik hal-hal apa yang kita senangi maupun yang tidak kita senangi. 23 Desember 2018

Melihatlah Kebawah

Tidak jarang kita dapati ada pasangan yang adem ayem saat perekonomian mereka masih dibawa rata-rata. Kehidupan mereka diselimuti oleh rasa syukur dan harmonis.  Namun, banyak juga yang ketika perekonomian mereka bisa dibilang di atas rata-rata justru sering mengalami percekcokan dan selalu merasa tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya.  Memandang hal ini, jika kita telusuri dengan cermat apa yang menjadikannya demikian? Rasa syukur yang kurang mungkin bisa menjadi pemicunya. Selalu ingin melihat ke atas dan kurang melihat ke bawah. Selalu melihat orang yang lebih kaya darinya, selalu membandingkan kebahagiaannya dengan orang lain. Tanpa melihat keadaan orang-orang yang kekurangan darinya, orang yang makan saja susah. Ia selalu melihat kebahagian orang lain tanpa menyadari banyak kebahagiaan yang ada pada keluarganya yang juga ingin diduduki oleh orang lain.  Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan. ...