Langsung ke konten utama

Postingan

Kamu, yang katanya mencintaiku.

Wahai kamu yang katannya selalu mencintaiku. Masihkah kalimat itu akan terlontar jika sekiranya aku tak lagi bisa tersenyum untukmu? Kakiku tak mampu lagi melangkah bersamamu? Masihkah kalimat itu teguh di bibirmu?  Bukan.  Tapi, akankah kalimat itu tetap utuh di hatimu? *** Berkali-kali kulemparkan pertanyaan itu pada embun  yang mampir di ujung mawar, berkali-kali pula aku di tertawakan. 28 okt. 16

Cerpen Mappabajik by Ainun Jariah

Harian Amanah, 29 Oktober 2016 WAKTU telah menunjukkan pukul sebelas malam. Setelah semua tugas kuliahku rampung aku mendekati ranjang dan merebahkan tubuhku. Hujan di luar belum juga reda. Sesekali terlihat kilatan petir disertai gemuruh guntur. Aku menggigil dingin. Meskipun jendela dan pintu kamar telah terkunci, Udara dingin masih berhasil menembus tembok kamar. Aku menarik selimut yang berada tidak jauh dari kepalaku lalu membungkus badanku. Tentu saja Berharap malam ini aku bisa tertidur lelap. Namun, belum lama mataku terpejam, sebuah suara tiba-tiba membangunkanku. "Rahmat, Rahmat..."  "Rahmat buka pintumu cepat, kalau tidak, saya akan mati."  Aku tersentak kaget mendengar teriakan dan gedoran pintu yang sangat keras dari balik pintu. Dengan mata yang masih sedikit memicing aku bangkit membuka pintu kamar. Mataku membelalak heran melihat Rudi bersama Sari berdiri di depan pintu dengan pakaian basah kuyup. Tanpa meminta persetujuanku ter...

Jangan Aku

Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini: Menunggumu. aku bergelayut ditemani sepi. kadangkala, harus tertidur di kursi tamu karena tak mampu menahan kantuk akibat semalam terlambat tidur. Aku sudah terbiasa dengan kebiasaan seperti ini: Menantimu. aku membaca buku pemberianmu tempo hari, di satu waktu yang mana hanya kita berdualah yang tahu apa judul buku itu. jangan bilang pada sesiapa tentang judul buku itu, karena buku itu, sama halnya seperti aku: hanya ingin menunggu dibaca, sedang malu jikalau banyak bicara. Aku sudah terbiasa dengan perasaan seperti ini: Mengharapkanmu. aku telah memohon pada Tuhan. begini kataku,  "Tuhan, berikanlah aku kesabaran dalam menunggu, dalam menanti, dalam mengharap sesuatu  yang memang pantas untuk kutunggu.  agar kelak aku tetap bisa bahagia, meski waktu untuk menunggu telah habis dengan sendirinya dimakan waktu. biarlah waktu yang lelah, Tuhan. Jangan aku!" - coretan dari hantu         yang malu mal...

Konsistensi PT Semen Tonasa dalam Menyandang U4 di Kawasan Timur Indonesia

AINUN JARIAH (Mahasiswa Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar) ainunjariiah12@gmail.com Ainun Jariah K ONSISTENSI  dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tetap; tidak berubah-ubah; taat asas; kesesuaian; sejalan. Konsistensi adalah hal yang sangat sulit untuk dijaga. Sebab, ada banyak pengaruh-pengaruh dari lingkungan yang mampu menggoyahkan konsistensi itu sendiri. Namun, dalam hal ini PT. Semen Tonasa berhasil menjaga konsistensinya dalam menghasilkan produk yang unggul dan bermutu. Ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan serta penghargaan yang telah didapatkannya sejak tahun 1968.      PT Semen Tonasa (Persero) adalah penghasil semen terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Perusahaan yang berdiri sejak 1968 ini terletak di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. PT Semen Tonasa mempunyai lahan seluas 715 hektare dan emp...

Cerpen Kisah Kita Terbatas by Ainun Jariah

Harian Amanah, 13 Februari 2016 Namaku Ainiy. Lengkapnya Zahratul Ainiy. Aku adalah mahasiswi baru di Universitas Islam Negeri Makassar. Aku lulus di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Biologi. Aku sangat bersyukur saat dinyatakan lulus di jurusan ini. Jurusan yang aku impikan dari dulu. "Alhamdulillah benar pesan ustadz Rasyid. Allah itu maha pemberi rezeki dan telah mengatur semua rezeki hambanya, selanjutnya tergantung kita mau menjemputnya atau tidak. Menjemputnya tentu saja dengan berusaha. Semut saja Allah perhatikan apalagi kita, lihat tuh semut di atas batu itu, dia mendapatkan rezeki karena dia berusaha mencari," Fahimah menunjuk semut-semut yang berjejer membawa makanan di atas sebuah batu besar di sampingku. Aku bersyukur Allah mengirimkan sahabat sebaik Fahimah kepadaku. Gadis cantik dan soleha. Anak dari salah seorang petinggi di pesantren. Anak ustadz Rasyid. Meskipun begitu dia tidak pernah sombong. Bukan hanya Fahimah, Ummi Aisyah dan u...

Cerpen Kekuatan Jiwa by Ainun Jariah

Waktu telah menunjukkan jam enam lewat tiga puluh menit. Sepagi ini aku sudah berada di atas pete-pete kampus yang akan mengantarku ke kampus 1 UIN Alauddin. Ini adalah rutinitas baru di setiap pagiku. Setelah beberapa menit menunggu penumpang, mobil akhirnya bergerak keluar. Pandanganku ikut menyusuri jalan sekitar kampus. Mataku tertuju pada seorang nenek dipinggir jalan Samata. Dia berjalan dengan tongkat di tangan dan membopong sebuah karung. Tubuhnya telah membungkuk. Entah apa yang membuatku terus memandanginya hingga penglihatanku tak dapat menjangkau bayangannya lagi karena mobil yang terus melaju. Aku akhirnya mengalihkan perhatianku pada buku yang kupegang. Sepanjang perjalanan aku menggunakan waktuku untuk membacanya. Meskipun hanya sekadar bacaan ringan, setidaknya dapat mengisi sedikit waktu kosongku dan tidak terlalu merasakan lamanya menunggu di pete-pete. "Astaga dua jam maki di pete-pete, belum paki sampai. Tidak masuk ma lagi jam pertama." Keluh seorang ...

Menyimpan Rindu oleh: Ainun jariah

Mula pertemuan kita.. Untukmu yang tak bernama.. Hangat senyummu memainkan Rasa.. Alunan kata Menyambut raga. Melihatnya.. Menitipkan rona merah wajah Ampunkan .. Dan maafkan.. Gemericik air menembus pori.. Alam menyapa menghantarkan cinta  Lembut irama mengalun sendu.. Aku terbawa tarian hujan.. Nalarku memuai menghasilkan asa. Gapai ia atau hibahkan.. Pikirku mulai tak fokus.. Riuh detak jantung mulai berlomba. Apakah dia tahu ini apa? Tidak.. Aku bisa saja menahtakan cinta.. Malu, Aku hanya perlu mengendalikanya.😊 17.36 Piba dorm. *U dia yang tak Bernama"

Rindu oleh: Ainun jariah

Mendera Merontah Kumat Piba dorm. 15 agustus 2015 At 11:58 wita Telah terbit di kaifa Publishing

Cinta oleh:Ainun jariah

Tak terjamah Tak terjemah Piba dorm. 15 agustus 2015 At 12:03 wita

"..........." oleh: Ainun jariah

Semilir angin mendera asa Bangunkan rindu yg tak bernyawa Bias senja memeluk jiwa Ada kedamaian yang menyapa Gemericik air ternyata peka Membasuh rasa hanyutkan rindu Tuangkan semua lewat aksara Cukup Allah tempat mengadu Jika nanti tiba masa Nyanyikan rindupun tak mengapa Tak ada sekat antara kita Semoga tercipta cinta surga Piba dorm.14 agustus 2015 At 08:53 wita Telah terbit pada Kaifa Publishing Dalam Buku Senandung Rindu