“Anak merupakan investasi dan harapan masa depan bangsa.”
(Ida Octari, Aktivis Anti Narkoba)
Dewasa ini narkoba tidak lagi menjadi hal yang tabu. Narkoba telah merambah ke seluruh lapisan masyarakat baik di kota besar hingga pelosok desa. Sebagaimana yang dilansir portal berita makassar.tribunnews.com (6/12/2017), jajaran Polda Sulawesi Selatan menangkap 252 pelaku kasus narkoba selama 20 hari berlangsungnya operasi bersinar (Sapu Bersih Narkoba) terhitung sejak 15 November sampai pada tanggal 4 Desember 2017. Dari 252 pelaku narkotika itu, barang bukti yang diamankan mulai dari obat somadril, PCC, sabu-sabu, hingga ekstasi.
Awal tahun 2018 ini sendiri khususnya di Sulawesi Selatan kerap kali hadir berita tentang penangkapan pengedar atau pemakai narkoba. Hal ini mendorong angka kasus penyalahgunaan narkotika tahun demi tahun naik. Sebagaimana diolah dari BNN Sulsel, angka pengguna narkoba di Sulawesi Selatan tahun 2016 berjumlah 130.400 orang dan naik menjadi 130.800 jiwa pada tahun 2017, dikabarkan untuk 2018 ini jika upaya bersama memberantas angka pengguna narkoba masih rendah maka angka itu akan kembali melonjak. Saat ini untuk total pengguna narkoba di Indonesia sudah mencapai angka 3 juta orang.
Narkoba tidak hanya menyeret sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS), aparat kepolisian, atau masyarakat biasa, namun anak-anak dan remaja sekalipun menjadi subjek utama pengguna narkoba di Sulsel.
Jika hal ini terus dibiarkan pemerintah dan agen perubahan lainnya bersikap acuh tak acuh, maka kita akan menyaksikan bersama kehancuran masa depan Sulawesi Selatan. Diperlukan upaya kreatif dan taktik jitu dalam meminimalisir angka penyebaran narkoba. Sebab sudah menjadi kewajiban bersama untuk menyelamatkan anak bangsa. Kita pun tidak tega, jika suatu saat nanti ada anak, cucu, keluarga atau tetangga kita yang menjadi pengguna narkoba. Ada beberapa hal yang setidaknya dapat kita lakukan saat ini.
Penyuluhan
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengadakan penyuluhan di luar lapangan tentang bahaya narkoba bagi kesehatan. Masyarakat harus mengenali narkoba bahwa barang itu sangat mematikan. Baik dari kesehan fisik, emosi, perilaku dan sosial. Penyuluhan ini sebaiknya mulai dari tingkat sekolah dasar hingga ke tingkat mahasiswa dengan membawa peserta mengunjungi tempat rehabilitasi dan lembaga permasyarakatan (lapas). Berbagai seminar tentang narkoba sudah digalakkan namun belum mengena ke seluruh lapisan masyarakat, karena efek dalam seminar hanya dilakukan secara seremonial belaka.
Kepekaan
Lingkungan merupakan tempat kita bersosialisasi dengan berbagai macam karakter. Dari lingkungan kita bertemu dengan banyak teman yang memiliki kebiasaan atau pembawaan yang berbeda. Seseorang bisa mencoba narkoba pertama kali dengan alasan merasa “tidak enak” jika tidak menerima tawaran dari teman mereka. Berawal dari sekadar coba-coba lalu kecanduan. Tidak dimungkiri bahwa teman adalah orang yang sangat berpengaruh terhadap perilaku dan masa depan kita.
Ada satu kisah tentang teman yang baik dan teman yang buruk. Ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi atau engkau akan membeli minyak wangi darinya dan meskipun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi percikan apinya mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau akan tetap mendapatkan bau asapnya yang tidak sedap.
Maka dari itu di mana pun lingkungan pekerjaan kita, diperlukan kehati-hatian dalam memilih kepada siapa kita bergaul. Sebab teman yang baik akan senantiasa menuntun kita ke jalan kebaikan. Jika berteman dengan orang baik maka kita akan menjadi orang baik atau minimal kita mendapati kebaikan darinya.
Kegiatan Positif
Masa muda kita sebaiknya diisi dengan hal-hal yang positif. Menyibukkan diri dengan kegiatan sosial. Bagi anak-anak maupun remaja seharusnya dibimbing untuk mengembangkan bakat dan keterampilan. Seperti menulis, membaca atau olahraga sehingga dapat meminimalisir dari pergaulan bebas. Di sinilah peran orangtua sangat berpengaruh dalam mengawasi pergaulan anak-anak.
Meningkatkan Spiritual
Ketika iman seseorang lemah karena masalah hidup maka mereka akan mejadikan narkoba sebagai pelampiasan. Banyak dari pengguna barang haram ini mengatasnamakan ketenangan sebagai alasannya. Di sinilah pentingnya iman dalam diri kita. Selama kita memiliki iman di dada maka kita akan menghadapi masalah dengan bijak. Kita akan bersabar dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan yang Maha Esa.
Akhirnya jika kita dapat merealisasikan beberapa poin tersebut, angka pengguna dan pengedar narkoba di Sulsel bisa turun. Bukan saja pemerintah yang bangga jika masyarakatnya memiliki kebiasaan positif, kreatif dan terhindar dari bahaya narkoba. Akan tetapi seluruh lapisan masyarakat akan ikut merasakan dampak dari indahnya hidup tanpa ada lagi berita-berita narkoba. Semoga saja, ke depan media massa tak lagi mengabarkan tentang pelajar, oknum pegawai ataupun guru besar yang bermasalah dengan narkoba, khususnya di Sulawesi Selatan. Mari kita wujudkan Sulawesi Selatan bebas narkoba!
Komentar
Posting Komentar