Momen yang sangat berharga untuk saya di tanggal 5 Mei 2018. Tulisan di atas mungkin bagi kita hanya tulisan biasa yang menyerupai cakar ayam. Namun, tahukah kalian jika tulisan-tulisan ini memiliki arti yang mendalam bagi yang dapat memahami bahasa Makassar.
Hari ini saya memberikan pelajaran Muatan Lokal kepada siswa-siswi saya di MI Anassappu Bontonompo. Pelajaran muatan lokalnya yaitu Bahasa Daerah. Demi mengembangkan imajinasi dan tetap mempertahankan budaya lokal, saya memberikan tugas membuat puisi kepada siswa saya menggunakan bahasa daerah Makassar
Tidak saya sangka, beberapa puisi mereka membuat saya meleleh dan menitikkan air mata.
. -Fitriyana
Menuliskan tentang kesyukurannya terhadap uang jajan yang diberikan oleh ayahnya. Sedikit banyaknya tidak jadi masalah baginya. Asalkan dia dan adiknya punya uang jajan yang akan dia bawa ke sekolah. .
-Ahriani
Puisi I
Ia menceritakan kebiasaannya sebelum ke sekolah yang selalu membantu ayahnya mengurus sapi. Barulah pada jam 06.30 ia ke sekolah.
Puisi II
Ia menceritakan tentang gurunya yang mengajarnya membaca dan menulis dengan begitu sabar. Tidak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada gurunya.
. -Saparuddin
Puisi yang menceritakan tentang temannya atas nama Mirza yang mencuri pulpennya & melaporkannya kepada guru. .
Puisinya berisikan tentang cita-citanya yang begitu tinggi. Ia menuliskan sejumlah nasihat dari ibunya. Bahwa untuk menggapai cita-citanya si Ibu menyuruhnya untuk belajar dengan baik & sungguh-sungguh sebab hanya orang yang belajar dengan sungguh-sungguhlah yang akan berhasil. Ia & ibunya berharap agar ia menjadi orang yang berhasil dan berguna bagi banyak orang.
Aamiin ya dik. Semoga cita-citanya tergapai. Siswi yang terakhir ini mengumpulkan puisinya ketika teman-temannya sudah pulang semua. Ia menemui saya sendiri di kantor untuk memperlihatkan puisinya.
Dari puisi-puisi di atas tergambar sebuah kepolosan dan kejujuran dari anak-anak bibit hibrida yang akan membangun bangsa dengan cita-citanya.
.
Dari sebuah Desa di pelosok Kab. Gowa ini kita dapat mengambil pelajaran betapa pentingnya mengajarkan literasi kepada anak sedini mungkin.
Hari ini saya memberikan pelajaran Muatan Lokal kepada siswa-siswi saya di MI Anassappu Bontonompo. Pelajaran muatan lokalnya yaitu Bahasa Daerah. Demi mengembangkan imajinasi dan tetap mempertahankan budaya lokal, saya memberikan tugas membuat puisi kepada siswa saya menggunakan bahasa daerah Makassar
Tidak saya sangka, beberapa puisi mereka membuat saya meleleh dan menitikkan air mata.
. -Fitriyana
Menuliskan tentang kesyukurannya terhadap uang jajan yang diberikan oleh ayahnya. Sedikit banyaknya tidak jadi masalah baginya. Asalkan dia dan adiknya punya uang jajan yang akan dia bawa ke sekolah. .
-Ahriani
Puisi I
Ia menceritakan kebiasaannya sebelum ke sekolah yang selalu membantu ayahnya mengurus sapi. Barulah pada jam 06.30 ia ke sekolah.
Puisi II
Ia menceritakan tentang gurunya yang mengajarnya membaca dan menulis dengan begitu sabar. Tidak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada gurunya.
. -Saparuddin
Puisi yang menceritakan tentang temannya atas nama Mirza yang mencuri pulpennya & melaporkannya kepada guru. .
-Surti
Puisinya berisikan tentang cita-citanya yang begitu tinggi. Ia menuliskan sejumlah nasihat dari ibunya. Bahwa untuk menggapai cita-citanya si Ibu menyuruhnya untuk belajar dengan baik & sungguh-sungguh sebab hanya orang yang belajar dengan sungguh-sungguhlah yang akan berhasil. Ia & ibunya berharap agar ia menjadi orang yang berhasil dan berguna bagi banyak orang.
Aamiin ya dik. Semoga cita-citanya tergapai. Siswi yang terakhir ini mengumpulkan puisinya ketika teman-temannya sudah pulang semua. Ia menemui saya sendiri di kantor untuk memperlihatkan puisinya.
Dari puisi-puisi di atas tergambar sebuah kepolosan dan kejujuran dari anak-anak bibit hibrida yang akan membangun bangsa dengan cita-citanya.
.
Dari sebuah Desa di pelosok Kab. Gowa ini kita dapat mengambil pelajaran betapa pentingnya mengajarkan literasi kepada anak sedini mungkin.
Mantap ini, posisi dua google
BalasHapus