Langsung ke konten utama

Sulawesi Selatan Berkarakter Literasi Oleh: Ainun Jariah


“Literasi akan membimbing bangsa ini untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.”
(Najwa Shihab)
LITERASI adalah jalan yang digunakan demi memajukan sebuah bangsa dan negara. Salah satu upaya untuk membumikan literasi di Provinsi Sulawesi Selatan adalah dengan memanfaatkan para penggiat literasi yang berdomisili di Sulsel untuk melakukan gebrakan program yang terstruktur di dalam masyarakat. Selain itu, hadirnya komunitas-komunitas literasi atau Taman Bacaan Masyarakat (TBM) bisa ikut membantu menyukseskan penyebaran virus literasi ini ke semua lini masyarakat. Dari tingkat strata paling rendah hingga ke strata sosial tertinggi.

Hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah. Melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) pemerintah meluncurkan program bernama Gerakan Literasi Nasional (GLN) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS). Sebagaimana dilansir pada portal badanbahasa.kemendikbud.go.id dituliskan bahwa Gerakan Literasi Nasional (GLN) merupakan salah satu bagian dari implementasi peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti.
Ini sejalan dengan Gerakan Indonesia Membaca Menulis (GIMM) yang pernah dilakukan oleh Pemprov melalui Balai Bahasa Sulawesi Selatan tahun 2016. Akan tetapi program ini tidak berlangsung lama. Padahal program seperti itu bisa melahirkan generasi-generasi literasi untuk kemajuan sebuah daerah. Kebijakan pemerintah provinsi dan daerah seharusnya mempertimbangkan kelanjutan programnya yang mendukung pendidikan seperti pengembangan literasi. Ada banyak alasan lain mengapa di Sulsel harus ditumbuhkan generasi literasi di antaranya.

Merawat Budaya
Siapa lagi yang dapat mewariskan dan menyebarkan pengetahuan budaya daerah jika bukan para budayawan dan para penggiat literasi yang berkecimpung dalam dunia seni dan dunia menulis? Indonesia adalah negara yang kaya akan adat dan budaya. Sulawesi selatan pun demikian. Beragam suku dan budaya yang menempati provinsi tempat lahirnya pahlawan Sultan Hasanuddin ini mesti dijaga dengan baik. Kita sebagai warga Indonesia khusunya warga Sulsel sudah sepatutnya menjaga warisan nenek moyang kita. Banyaknya masyarakat asing yang masuk ditakutkan semakin menggeser budaya yang ada di daerah sendiri. Maka salah satu cara untuk merawat budaya adalah dengan menuliskannya.

Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lagi kejadian pengklaiman budaya Indonesia sebagai budaya negara lain. Atau dengan kata lain pencurian budaya secara terang-terangan. Maka dari itu salah satu upaya untuk merawatnya adalah dengan mengajarkan anak bangsa untuk aktif berliterasi sehingga kita dapat memelihara dan merawat budaya melalui tulisan. Sebab budayawan dan Dinas Kebudayaan saja tidak cukup.

Menghapus Buta Aksara
Sebagaimana dilansir dalam Media Indonesia (7/09/2017) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan bahwa jumlah penduduk yang buta aksara tinggal 2,07% atau sekitar 3,4 juta orang. Namun masih ada 11 provinsi yang angka buta aksaranya  di atas rata-rata Nasional.  Salah satu provinsi itu adalah Sulawesi Selatan (4,49%).  Gerakan literasi merupakan salah satu jalan untuk menghapus buta aksara dan meningkatkan minat baca masyarakat yang ada di Sulsel.

Penyalur Aspirasi
Menulis dapat digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan aspirasi masyarakat kepada pemerintah. Tak bisa dipungkiri bahwa untuk bertemu pemerintah dan menyampaikan aspirasi sangatlah rumit. Dikarenakan jadwal dan kesibukan mereka yang begitu padat. Salah satu cara yang juga sering dilakukan oleh mahasiswa saat menyampaikan aspirasi mereka ialah melalui demonstrasi di jalan. Mungkin saat ini ada baiknya jika kita mengubah kebiasaan tersebut. Akan lebih elegan dan lebih menyentuh jika aspirasi itu dilakukan dengan cara menuliskan apa yang ingin kita sampaikan kepada pemerintah melalui opini yang dikirim ke media. Sebab media telah memberikan rubrik opini yang bisa dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat.

Saat ini penulis bergabung di Komunitas Penulis Kreatif dan Inspiratif (Komperatif) bersama beberapa penulis muda di Sulawesi Selatan. Program utamanya adalah mengadakan roadshow literasi oleh ke beberapa sekolah. Untuk tahap awal, 2017 lalu setidaknya sudah ada tiga sekolah yang kami datangi. Beberapa sekolah masih dalam tahap menunggu konfirmasi dari pimpinannya.

Sekolah-sekolah itu di antaranya SMAN 14 Gowa, SMA 6 Muhammadiyah Makassar, dan SMAN 1 Gowa (Salis). Kegiatan ini akan terus berlanjut ke sekolah-sekolah yang ada di Sulawesi selatan. Setelah diadakannya roadshow di sekolah, Komperatif tidak pergi begitu saja. Peserta dari roadshow itu akan membentuk Komperatif sendiri di sekolahnya.

Selanjutnya dilakukan pembinaan setiap pekan/bulan dengan harapan siswa-siswi di SMA mendapatkan bimbingan dalam berliterasi. Sehingga nantinya akan menghasilkan tulisan yang berkualitas. Output dari kegiatan ini adalah mengupayakan agar anggota Komperatif di sekolah bisa melahirkan buku.

Pada akhirnya marilah kita sama-sama membumikan gerakan literasi di Sulawesi selatan. Gerakan ini bersifat luwes, dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung pada kreativitas kita masing-masing. Kalau ini dapat dilakukan atas kesadaran dari diri kita yang telah paham akan pentingnya dunia baca dan menulis yakinlah daerah kita benar-benar bisa meenjadi daerah yang berkarakter. Sulawesi selatan berkarakter yaitu ketika generasinya memiliki kepribadian dan watak literasi. Dalam hal ini generasi yang dimaksud adalah generasi yang senang akan dunia baca dan tulis-menulis. Semoga!





Catatan:
Opini ini telah terbit di koran Harian Tribun Timur edisi Rabu  10 Januari 2018


Biodata Penulis

*Penulis merupakan Penggiat Literasi di Kab. Gowa, Sulsel. Karyanya dalam bentuk puisi, cerpen dan opini telah tersebar di beberapa media lokal di Makassar. Bukunya yang telah terbit antara lain, Kumpulan Puisi Senandung Rindu (2015), Kumpulan Puisi Aku Perempuan (2017), Novel Rindu di Tepi Senja (2016), Kumcer Kisah Kita Terbatas (2017). Alamat: Anassappu Desa Bontobiraeng Selatan, Bontonompo Gowa. No. HP 0823-1097-9519. Atau surel ainunjariiah12@gmail.com. No. Rekening BRI 0225-0101-0843-53-5 a.n. Nur Siah (Ibu).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-puisi bahasa Makassar dari kelas IV MI Anassappu Bontonompo

Momen yang sangat berharga untuk saya di tanggal 5 Mei 2018. Tulisan di atas mungkin bagi kita hanya tulisan biasa yang menyerupai cakar ayam. Namun, tahukah kalian jika tulisan-tulisan ini memiliki arti yang mendalam bagi yang dapat memahami bahasa Makassar. Hari ini saya memberikan pelajaran Muatan Lokal kepada siswa-siswi saya di MI Anassappu Bontonompo. Pelajaran muatan lokalnya yaitu Bahasa Daerah. Demi mengembangkan imajinasi dan tetap mempertahankan budaya lokal, saya memberikan tugas membuat puisi kepada siswa saya menggunakan bahasa daerah Makassar Tidak saya sangka, beberapa puisi mereka membuat saya meleleh dan menitikkan air mata. . -Fitriyana Menuliskan tentang kesyukurannya terhadap uang jajan yang diberikan oleh ayahnya. Sedikit banyaknya tidak jadi masalah baginya. Asalkan dia dan adiknya punya uang jajan yang akan dia bawa ke sekolah. . -Ahriani Puisi I Ia menceritakan kebiasaannya sebelum ke sekolah yang selalu membantu ayahnya mengurus sapi. Barulah pada jam 0...

Konsistensi PT Semen Tonasa dalam Menyandang U4 di Kawasan Timur Indonesia

AINUN JARIAH (Mahasiswa Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar) ainunjariiah12@gmail.com Ainun Jariah K ONSISTENSI  dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tetap; tidak berubah-ubah; taat asas; kesesuaian; sejalan. Konsistensi adalah hal yang sangat sulit untuk dijaga. Sebab, ada banyak pengaruh-pengaruh dari lingkungan yang mampu menggoyahkan konsistensi itu sendiri. Namun, dalam hal ini PT. Semen Tonasa berhasil menjaga konsistensinya dalam menghasilkan produk yang unggul dan bermutu. Ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan serta penghargaan yang telah didapatkannya sejak tahun 1968.      PT Semen Tonasa (Persero) adalah penghasil semen terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Perusahaan yang berdiri sejak 1968 ini terletak di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. PT Semen Tonasa mempunyai lahan seluas 715 hektare dan emp...

Cerpen Mappabajik by Ainun Jariah

Harian Amanah, 29 Oktober 2016 WAKTU telah menunjukkan pukul sebelas malam. Setelah semua tugas kuliahku rampung aku mendekati ranjang dan merebahkan tubuhku. Hujan di luar belum juga reda. Sesekali terlihat kilatan petir disertai gemuruh guntur. Aku menggigil dingin. Meskipun jendela dan pintu kamar telah terkunci, Udara dingin masih berhasil menembus tembok kamar. Aku menarik selimut yang berada tidak jauh dari kepalaku lalu membungkus badanku. Tentu saja Berharap malam ini aku bisa tertidur lelap. Namun, belum lama mataku terpejam, sebuah suara tiba-tiba membangunkanku. "Rahmat, Rahmat..."  "Rahmat buka pintumu cepat, kalau tidak, saya akan mati."  Aku tersentak kaget mendengar teriakan dan gedoran pintu yang sangat keras dari balik pintu. Dengan mata yang masih sedikit memicing aku bangkit membuka pintu kamar. Mataku membelalak heran melihat Rudi bersama Sari berdiri di depan pintu dengan pakaian basah kuyup. Tanpa meminta persetujuanku ter...