Langsung ke konten utama

Mimpi yang Tertidur

Setiap hari kita hanya menunggu.
Mengulur waktu terlalu lama. Hingga sebagian impian telah pergi termakan usia.
Mungkin kita butuh belajar lebih keras lagi atau mati dimakan penyesalan tiada henti. Diam tanpa usaha? Bukan begitu caranya menggapai mimpi Nak. Kau harus memeras keringat, membiarkan matamu menyaingi panda pada lingkaranya.
Mungkin salah satu hal yang membuat kita lalai adalah fasilitas yang kita miliki sekarang.Tanpa adanya management yang baik dari diri pribadi fasilitas yang seharusnya membawa banyak manfaat justru menjadi bumerang bagi pemiliknya.

Terkadang kita terlalu lama berleha-leha di depannya. Menatap medsos (FB, Ig,dkk..) di smarphone  berjam-jam, yang isinya tidak lain  hanya sebatas status skefo (sekadar info) tak memberi nutrisi bagi otak.

Bangunlah Nak,
Jangan menjadi generasi yang dikendalikan oleh teknologi. Dirimulah yang harus mengendalikannya. Kurangi membuka beranda FB mu. Berselancarlah pada media online yang menyajikan lebih banyak informasi. Atau lebih baik lagi jika kau menggantinya dengan buku-buku yang dapat menyuguhkan aroma khas di setiap gesekan kertasnya. Menyaingi aroma kopimu mungkin.

Lihat kembali impianmu. Masih banyak target yang belum tercoret bukan? Atau kau hanya ingin menjadi orang biasa-biasa saja?
Ingatlah Nak, untuk menjadi orang besar harus melakukan pengorbanan yang juga tak kalah besar dari impianmu.


Jariah's
5 November 2017

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puisi-puisi bahasa Makassar dari kelas IV MI Anassappu Bontonompo

Momen yang sangat berharga untuk saya di tanggal 5 Mei 2018. Tulisan di atas mungkin bagi kita hanya tulisan biasa yang menyerupai cakar ayam. Namun, tahukah kalian jika tulisan-tulisan ini memiliki arti yang mendalam bagi yang dapat memahami bahasa Makassar. Hari ini saya memberikan pelajaran Muatan Lokal kepada siswa-siswi saya di MI Anassappu Bontonompo. Pelajaran muatan lokalnya yaitu Bahasa Daerah. Demi mengembangkan imajinasi dan tetap mempertahankan budaya lokal, saya memberikan tugas membuat puisi kepada siswa saya menggunakan bahasa daerah Makassar Tidak saya sangka, beberapa puisi mereka membuat saya meleleh dan menitikkan air mata. . -Fitriyana Menuliskan tentang kesyukurannya terhadap uang jajan yang diberikan oleh ayahnya. Sedikit banyaknya tidak jadi masalah baginya. Asalkan dia dan adiknya punya uang jajan yang akan dia bawa ke sekolah. . -Ahriani Puisi I Ia menceritakan kebiasaannya sebelum ke sekolah yang selalu membantu ayahnya mengurus sapi. Barulah pada jam 0...

Konsistensi PT Semen Tonasa dalam Menyandang U4 di Kawasan Timur Indonesia

AINUN JARIAH (Mahasiswa Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar) ainunjariiah12@gmail.com Ainun Jariah K ONSISTENSI  dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti tetap; tidak berubah-ubah; taat asas; kesesuaian; sejalan. Konsistensi adalah hal yang sangat sulit untuk dijaga. Sebab, ada banyak pengaruh-pengaruh dari lingkungan yang mampu menggoyahkan konsistensi itu sendiri. Namun, dalam hal ini PT. Semen Tonasa berhasil menjaga konsistensinya dalam menghasilkan produk yang unggul dan bermutu. Ini dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan serta penghargaan yang telah didapatkannya sejak tahun 1968.      PT Semen Tonasa (Persero) adalah penghasil semen terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Perusahaan yang berdiri sejak 1968 ini terletak di Desa Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan. Jaraknya sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. PT Semen Tonasa mempunyai lahan seluas 715 hektare dan emp...

Cerpen Mappabajik by Ainun Jariah

Harian Amanah, 29 Oktober 2016 WAKTU telah menunjukkan pukul sebelas malam. Setelah semua tugas kuliahku rampung aku mendekati ranjang dan merebahkan tubuhku. Hujan di luar belum juga reda. Sesekali terlihat kilatan petir disertai gemuruh guntur. Aku menggigil dingin. Meskipun jendela dan pintu kamar telah terkunci, Udara dingin masih berhasil menembus tembok kamar. Aku menarik selimut yang berada tidak jauh dari kepalaku lalu membungkus badanku. Tentu saja Berharap malam ini aku bisa tertidur lelap. Namun, belum lama mataku terpejam, sebuah suara tiba-tiba membangunkanku. "Rahmat, Rahmat..."  "Rahmat buka pintumu cepat, kalau tidak, saya akan mati."  Aku tersentak kaget mendengar teriakan dan gedoran pintu yang sangat keras dari balik pintu. Dengan mata yang masih sedikit memicing aku bangkit membuka pintu kamar. Mataku membelalak heran melihat Rudi bersama Sari berdiri di depan pintu dengan pakaian basah kuyup. Tanpa meminta persetujuanku ter...