Senja telah beranjak. Diikuti oleh bayangmu yang
kian memudar. Sore itu, kau pamit untuk pulang. Katamu kau tidak
bisa menghubungiku untuk beberapa hari ini. Seminggu lebih tepatnya. Ada sesuatu
yang ingin kau selesaikan.
Seketika senyumku berubah jadi kecut.
"Tidak bisakah
kau mengerjakannya lalu menyisihkan sedikit waktumu untuk berkabar denganku?"
Katamu "Tidak!!"
Lalu untuk apa ada aku jika hadirku hanya sebagai penghalang langkahmu? Untuk apa ada komitment tuk bersama saat kau tidak bisa melakukan apa-apa jika ada aku? Lalu bagaimana kehidupan setelah menikah nanti?Aku pasti akan selalu ada di dekatmu. Jika katamu demikian, maka untuk apa kita bersama? Dulu kau bisa menyelesaikan sebuah buku untukku. Tanpa harus ada jedah dan jarak antara kita. Kau bisa menghasilkan banyak tulisan lalu terbit. Kita kompak melakukannya bersama-sama. Lalu kenapa baru sekarang kau mengatakan untuk memberi jarak pada kita?
Yang aku tahu kita bertemu bukan untuk berpisah.
Bukan pula untuk saling melupakan.
Bukankah kita bertemu untuk saling menguatkan?
Kau tahu baik. Jika aku sama sekali tidak bisa
jauh darimu. Satu hari saja tanpa kabarmu bisa membuatku gila dan mengomel
tidak karuan? lalu bagaimana jika itu adalah seminggu?
Maka sekali lagi kukatakan untuk apa ada aku?
my HaeSun's room
Komentar
Posting Komentar