Hari ini aku memakai baju abu-abu. Bukan tanpa alasan mengapa aku senang mengenakanya akhir-akhir ini. Tersebkan oleh kesadaranku yang mulai terbuka akan sebuah hal. Jika hadirku ternyata hanyalah beban untuk seseorang.
***
Lalu apa hubungannya dengan warna abu-abu?
Ini adalah cerminan dari perasaanku sendiri. Selama ini kukira seseorang telah ikhlas bersamaku dan membantu banyak hal dalam hidupku. Ternyata aku salah. Aku kira dia adalah segalanya. Aku kira dia adalah orang yang sangat tulus padaku. Sangat sabar menghadapiku. Aku hampir menyerahkan 100 persen kepercayaanku padanya. Hingga akhirnya aku mengetahui, bahwa hadirku adalah beban untuknya. Aku tentu merasa sangat sakit. Lebih sakit dari patah hati. Dia melukaiku dua kali. Yang pertama dia telah berbohong bahwa dia ikhlas bersamaku. Yang kedua adalah saya menyadari bahwa dia tidak sepenuhnya tulus bersamaku. Mungkin.
***
Sekarang waktunya untuk menata kembali hatiku. Tidak ada kata terlambat bukan?
Mungkin aku hanya akan membungkus kekecewaanku bersama tangisku yang akan ku usaikan setelah berakhirnya tulisan ini.
Mungkin.
***
Lalu apa hubungannya dengan warna abu-abu?
Ini adalah cerminan dari perasaanku sendiri. Selama ini kukira seseorang telah ikhlas bersamaku dan membantu banyak hal dalam hidupku. Ternyata aku salah. Aku kira dia adalah segalanya. Aku kira dia adalah orang yang sangat tulus padaku. Sangat sabar menghadapiku. Aku hampir menyerahkan 100 persen kepercayaanku padanya. Hingga akhirnya aku mengetahui, bahwa hadirku adalah beban untuknya. Aku tentu merasa sangat sakit. Lebih sakit dari patah hati. Dia melukaiku dua kali. Yang pertama dia telah berbohong bahwa dia ikhlas bersamaku. Yang kedua adalah saya menyadari bahwa dia tidak sepenuhnya tulus bersamaku. Mungkin.
***
Sekarang waktunya untuk menata kembali hatiku. Tidak ada kata terlambat bukan?
Mungkin aku hanya akan membungkus kekecewaanku bersama tangisku yang akan ku usaikan setelah berakhirnya tulisan ini.
Mungkin.
Komentar
Posting Komentar