Kala virus cinta mulai menjangkit
Keping-keping kisah siap terakit
Ada manis yang akan mengapit
Ada pahit pembawa penyakit
Gemuruh jantung membalut nadi
Warna warni hati bak pelangi
Mainkan nada cinta seindah simfoni
Siapkan hati jua teriris belati
Tak usah khawatir
Pengemudi cinta harus pandai menyetir
Agar tak tergoda mantra nakal sang penyihir
Kuatkan sabuk tak usah getir
Komitmen dan kepercayaan jadi oli
Tetap melaju menuju cinta sejati
Jangan goyah maupun ingkar janji
Biarlah merpati menjadi saksi
Ikatan janji suci tetap abadi
Sudiang 06 agustus 2015
At 08:06 WITA
Puisi yang bagus sekali.
BalasHapusMembacanya menenteramkan hati.
Salut dengan Anda.
Jika berkenan, bolehkah aku belajar darimu wahai sang penulis ?
MgP^_^
bukankah orang diataslah yang pertama kali membangunkan imajinasinya yang pernah dia kubur dan telah dia abaikan sedari dulu? Thankz sudah banyak membantu.
BalasHapusAJ.H2
Dan ternyata kini aku sadar. Bahwa bakat itu jika digali lebih dalam maka ia akan bercaya dan menenteramkan jiwa.
HapusBangunlah. Bangunlah!
Kembangkan sayap karya itu.
Dan ajari aku tentang menulis dengan bersama "meraih" pena itu. Merangkai cerita pada lembar yang satu hingga jadi "abadi" pada satu buku.
Segera.
MgP
insyaallah :)
BalasHapusHingga buku itupun lahir Antologi Puisi Senandung Rindu (2015) http://kaifapublishing.com/produk/senandung-rindu dan Novel Rindu di Tepi Senja http://kaifapublishing.com/produk/rindu-di-tepi-senja
BalasHapusSelalulah menulis.