Perempuan itu terus memandangj tanggal yang ada di HP nya. Hampir setiap hari ia mengecek tanggal itu. Bibirnya tertarik membentuk senyum lebar saat sadar, tanggal yang ia tunggu-tunggu akhirnya tiba. 1 Mei 2018. Bukan karena hari ini bertepatan dengan hari buruh. Tapi karena hari itu tanggal menunjukkan warna merah di angkanya. Alhamdulillah. Family time. Dan akhirnya cita-citanya untuk jalan-jalan ke @Rammang-rammang terwujudkan.
Ia dan suami beserta adik iparnya OTW ke Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa kabupaten Maros.Perjalanan yang cukup jauh. Kurang lebih dua jam perjalanan. Jarak antara Sungguminasa, Gowa dan Maros Lumayan menguras tenaga. Namun sesampainya di sana, semua lelah seakan menguap. Masyaallah. Di jalan memasuki tempat wisata mata kita dimanjakan oleh jejeran bebatuan kuno yang berdiri indah di sekitar sawah-sawah warga terpahat dengan begitu baik. Katanya bebatuan itu merupakan gugusan pegunungan kapur atau karst.
Gugusan Pegunungan Kapur (karst) Rammang-Rammang yang berada di Maros-Pangkep ini adalah gugusan pegunungan kapur yang terluas dan terbesar kedua di dunia setelah pegunungan kapur yang ada di Cina. Namun, salah satu literatur menyebutkan, pegunungan kapur yang terluas dan terbesar pertama di dunia untuk saat ini justru Rammang-Rammang Karst di Maros, hal ini dikarenakan pegunungan kapur Cina yang sudah banyak berkurang akibat eksploitasi dan aktivitas pertambangan sebagaimana tertulis dalam blog www.indonesiakaya.com.
Bukan hanya itu, sesampai di dalam lokasi kita di suguhkan dengan pemandangan yang masyaallah indahnya. Dengan menaiki perahu kita diajak berkeliling-keliling melihat pemandangan. Ada beberapa tempat yang bisa pengunjung datangi ketika berada di kawasan Rammang-Rammang ini seperti, Taman Hutan Batu Kapur, Telaga Bidadari, Gua Bulu' Barakka’, Gua Telapak Tangan dan Gua Pasaunga, kampung Berua serta cafe. Namun, pada kesempatan kali jnj kami hanya mengunjungi Kampung Berua dan Cafe.
Deputi IV Bidang SDM, Iptek, dan Marim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin yang juga pakar geologi dari Universitas Hasanuddin, Makassar, menjelaskan bahwa Rammang-rammang sudah terbentuk sejak lama, sekitar 30 juta tahun lalu. Namun, kata dia, kawasan tersebut diperkirakan baru mulai dihuni manusia pada 40 ribu tahun lalu. Jejak manusia di masa lalu tersebut, hingga kini masih bisa dinikmati oleh para pengunjung melalui tulisan tangan atau simbol-simbol yang ada di dinding gunung. Sebagaimana dikutip dalam blog www.mongabay.co.id.
Bagi kalian yang ingin liburan bersama orang tersayang, tempat ini recomended banget deh buat kalian. Dipastikan tidak akan nyessel. Selamat berwisata dan berlibur.
1 mei 2018
Jariah's
Saya sudah cukup lama bermukim di Maors tapi belum pernah ke Ramang-ramang hahahha. Semoga bisa ke sana suatu saat ��
BalasHapus