Andai ia tahu, betapa aku bersyukur memilikinnya sebagai salah satu teman terdekatku. Selain keluargaku. Dia adalah salah satu orang yang menjadi teman berbagiku. Hanya saja aku tidak bisa mengatakan, jika ia juga menganggapku demikian. Di kecewakan. Sudah sering. Tapi, satu-satunya alasan aku untuk tetap berteman baik denganya adalah dengan mengingat kebaikannya. Terlalu banyak kebaikan yang telah ia sumbangkan dalam perjalanku. Meski tak bisa ku pungkiri. Semua kebaikan itu perlahan-lahan terkikis dan ia mulai menjelma menjadi sosok yang menyebalkan. Menganggap semua mudah. Terlalu menggampangkan segala sesuatu. Dia tidak tahu. Gelas plastik pun jika di lempar berkali-kali bisa pecah. Sabar. Itu yang selalu ia sorakkan saat emosi mulai membuncah karena ulahnya yang tidak bisa berubah. Sudah beribu kali ia berjanji untuk mengubahnya. Tapi, tidak ada kemajuan sama sekali. Tapi, sekali lagi. Aku kembali mengingatkan diriku. Jika diriku sendiri masih memiliki banyak kekurangan. Sangat ...