Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Prosa

Bunga yang Indah

Tuan, Bunga yang indah akan hadir jika tuan pandai merawatnya. Secantik apa pun bunga yang kau miliki jika tak kau rawat dengan baik, tunggulah hingga daunnya membusuk diterpa hujan atau tanaman liar menenggelamkannya. Tuan, Bunga yang cantik akan bertahan jika kau pandai merawatnya Kau sirami dengan air kesejukan Kau sinari dengan cahaya kehangatan Tuan, Kau ingin perempuanmu terlihat cantik? Tapi istanamu berisi airmata dan kebohongan. Tidak begitu cara memperlakukan perempuan. Perempuan yang tak mampu kau rawat hatinya Tak pandai kau tentramkan jiwanya Jangan harapkan menjadi mawar yang indah  Kau ingin bunga yang indah dipandang. Tapi sentuh kasihmu tak pernah kau berikan? Lupakan!! JTuan, Bunga yang indah akan hadir jika tuan pandai merawatnya. Secantik apa pun bunga yang kau miliki jika tak kau rawat dengan baik, tunggulah hingga daunnya membusuk diterpa hujan atau tanaman liar menenggelamkannya. Tuan, Bunga yang cantik akan bertahan jika kau pandai meraw...

Rusuk yang paling Bengkok

Perempuan Dia adalah tulang yang bengkok. Hati-hati memperlakukannya. *** Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya mereka diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya tulang rusuk yang paling bengkok adalah yang paling atas.Maka sikapilah para wanita dengan baik.”  (HR al-Bukhari Kitab an-Nikah no 5186). . . . . Saat perempuan telah berkata "bodoh amat", "terserah", sudah sepatutnya pria waspada. Setelah dikhianati, dikecewakan berkali-kali ia bisa saja memaafkan. Tapi tidak untuk melupakan. Perempuan adalah pengingat yang baik. Terlebih jika pada sebuah penghiatan. Jadi jangan heran jika ia terus mengulang kata-kata yang sama. Di saat kau kembali mengulang salah yang sama. Kesalahan yang lalu satu per satu bisa terseret ke masa kini. Perempuan, Ia bisa memaafkan dan bersabar. Satu, dua kali. Ia mungkin masih bertahan. Tapi untuk kesekian kalinya kau membuat kesalahan yang sama lalu ia diam dan tak berkata. Berarti Ia mulai lelah. Hati-...

Perempuan

Perempuan, Dia akan sangat bahagia disaat kau memperjuangkannya. Di saat wanita lain ingin mengetuk pintu rumahmu tapi kau menolak dan tetap menguncinnya rapat-rapat demi menjaga rumah yang telah lama kau pertahankan keutuhannya. Perempuan, Dia akan sangat senang saat kau mengenalkannya dengan teman-temanmu. Bukan karena ingin dikata. Bukan itu maksudnya. Dia bahagia saat kau mengakuinya di depan umum sebagai bukti bahwa hatimu memang kau tujukan untuk dia. Hanya untuk dia. Bukti bahwa tidak ada niat untuk menduakannya. Dan menutup-nutupinya di depan teman-temanmu. Perempuan, Kebahagian hakiki yang dia rasakan saat kau kirimkan orangtuamu kerumahnya. Perempuan, Muliakanlah dia. Begitulah aturan dari mencintai. 09/1/18

Saat Sebuah Kisah Tercoret

Entah kenapa saya suka sekali dengan kata-kata. Bahkan untuk menuliskannya saya betah lama-lama berdiam dan menyendiri. Menghabiskan waktu untuk merenung dan membaca kisah-kisah orang di sosmed, film terlebih di buku. Saya tidak tahu apa yang terjadi jika nanti saya dilarang untuk menulis lagi sebab kebiasaan diam saya bisa menyinggung orang-orang yang tak mengenal karakter saya saat ingin menulis. Bahkan terkadang saat saya selesai menulis orang-orang biasa bertanya kepada saya, eeh Nun kamu kenapa? Kok tulisannya baper-baper gitu sih? Kamu ada masalah sama dia? Engggt... emmmm... Saya harus jawab apa? Apa kalian percaya kalau saya habis nulis kisah baper berarti salah satu dari tiga hal terjadi pada diri saya. 1. Habis nonton film korea 2. Habis baca status orang 3. Habis baca buku baveerrr Dan yang juga tak bisa aku pungkiri jika terkadang isnpirasi itu datang dari dalam diri sendiri. . . Ternyata menulis itu menjadi candu kelamaan. Ah Ainun, kamu ngomong apa lagi si...

Belajarlah

Aku memungut ceceran rasa direruntuhan asa Kemarin ia hampir saja kutenggelamkan Saat kesetiaan kembali tergadaikan Setelah bermain-main dengan luka Kau pulang memohon kesempatan Lalu kau pura-pura lupa Dengarkan aku, Tidak mudah menata hati yang pernah ditelantarkan Ia butuh waktu pemulihan Tak seperti layangan yang bisa kau tarik ulur kau mainkan Perkara hati tak semudah itu Belajarlah menghargai kesetiaan Jika tak ingin termakan penyesalan Jariah's 6/1/18

Sebuah Genggaman

Dear,  Coba lihat gambar ini, aku sangat suka melihatnya. Indah bukan? Bahkan telah kujadikan walpaper di layar smarphone ku.  Bisakah kau mengurai maksudnya? Hal yang ingin kuperbincangkan denganmu malam ini? hatiku sedang ingin berbicara banyak hal bersamamu. Ditemani gemintang yang sedang tersenyum padaku. Ini Tentang mimpi, harapan dan cinta.  Baiklah Dear,  Kau mungkin sedang lelah sekarang. Istirahatlah. Aku harap setelah kau lepas dari lelahmu kau mau membaca harapan kecilku ini. Sebuah harap yang akan menuntun kita menjadi besar.  Baiklah mari kita kembali ke gambar.  *** Dear tidakkah mereka terlihat romantis? Saling menggenggam menuju puncak.  Bisakah kita belajar dari gambar itu? saling mendukung, melengkapi, lalu saling membanggakan? Bisakah kita saling menyempurnakan kekurangan Dear? Tidak melulu hanya membanggakan orang lain. Sejak awal, kesalahan kita adalah selalu melihat keberhasilan orang. Tidak saling memberi supp...

Kado Akhir Tahun

Sampai saat ini. Hal teromantis yang pernah kau berikan kepadaku adalah sebuah berita yang kau kirim lewat orangtuamu.  Bukan lagi sebuah buku yang pernah kau peruntukkan untukku. Bukan lagi puisi yang setiap hari kau kirim lewat jendela kamarku. Di penghujung Desember lalu. Kau tidak hanya memberi puisi penutup akhir tahun. Tapi kehidupan baru yang akan memberi sejuta warna. Lebih dari yang pernah kita lalui. Keras dari yang pernah kita tangisi. Bahagia dari yang pernah kita senyumi. Tapi, Bukan berarti tak ada lagi puisi untukku di tahun ini kan? Semoga puisi-puisi tahun ini akan menjadi pelepas lelahmu. Menjadi bantal pengantar mimpi indahmu. Selimut pengantar lelapmu. Ah, kuharap puisi kita tahun ini akan benar-benar sempurna. 04/1/18 Jariah's

Prinsip

Desember telah pamit 3 hari lalu. Januari pun bertandang. Bukankah sudah waktunya untuk kita saling membahagiakan? Sudah terlampau lama kita saling melempar luka Tidakkah sebaiknya kita kembali pada prinsip kita? "Saling membahagiakan dan menjadi tempat ternyaman untuk pulang" Berhenti mengatas namakan jarak untuk ketidaksetiaan Aku tidak mungkin selamanya mampu menjinjing perih yang kau kirim Berhentilah membuat gaduh rasaku Atau cinta akan luruh bersama namamu. Jariah 3/1/17

Jika Tak Lagi Indah

Untukmu yang sudah mulai bosan. kudapati matamu tak lagi utuh memandangku. Bibirmu tak lagi fasih memanggilku. Telingamu tak lagi tajam mendengarku. Kau tak lagi utuh untukku. Seperti yang pernah kau dendangkan. Dulu. Telah kusabarkan hatiku berkali-kali. Jika memang inginku tak lagi indah dibenakmu. Telah kuikhlaskan harapku melepasmu. Jalan kita tak lagi sama. Rasa kita pun tak lagi sama. 2/1/18 Jariah's